Kita sudah terbiasa menggunakan sampo 2 in 1, yang membuat ritual keramas jadi lebih simpel. Tapi, tahu enggak sih kalau sampo 2 in 1 ini tadinya dianggap tidak mungkin diproduksi? Mengapa sekarang bisa? Lalu apa uniknya sampo ini?
Walaupun sering disebut "makhluk tak berbulu", manusia memiliki tidak kurang dari 150.000 helai rambut. Dan karena sekarang terkenal sebutan rambut adalah mahkota, orang berlomba-lomba mengurus rambut dengan baik.
Di balik pengurusan rambut itu ada bisnis yang besar dan penggunaan sains dan teknologi yang kental. Sebenarnya, tujuan utama setiap perawatan rambut adalah untuk mengubah rambut yang merupakan helaian protein mati menjadi sesuatu yang hidup, berkilau, tampak berisi, dan mudah disisir.
Pengembangan produk perawatan rambut telah membuat kualitas sampo semakin lama semakin baik. Sebelum tahun 1930-an, produk-produk pembersih, baik untuk rambut maupun untuk kulit, kandungan utamanya sabun.
Namun, sabun mempunyai kekurangan, terutama jika digunakan di air sadah (air yang kandungan mineralnya tinggi). Sabun tidak berbusa di air sadah. Selain itu, sabun juga menghasilkan buih (kotoran) yang sukar dibersihkan dari rambut. Jika rambut dicuci dengan sabun, kotoran ini masih akan tertinggal di rambut dan meninggalkan kesan kotor dan tidak hidup.
Dalam sampo modern, sabun telah diganti dengan bahan aktif yang disebut surfaktan. Surfaktan adalah senyawa yang molekul-molekulnya mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air, yakni ujung satu (biasa disebut kepala) yang suka air dan ujung satunya (yang disebut ekor) yang tidak suka air.
Berdasarkan muatan kepalanya, surfaktan dibagi atas surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan amfoterik. Surfaktan akan berbusa dengan baik di segala jenis air dan akan dapat dibilas dengan mudah dan sempurna.
Sebagian besar sampo kini dalam kemasan 2 in 1, bahan pembersih sekaligus conditioner. Bahan pembersihnya akan membersihkan rambut dan kulit kepala, sementara conditioner-nya akan membuat rambut lebih mudah disisir ketika basah dan akan membuat rambut ketika kering lebih tampak "berisi (seolah lebih besar volumenya)" tanpa tampak beterbangan.
Kandungan sampo
Seperti telah disinggung di atas, kandungan sampo 2 in 1 utamanya adalah bahan pembersih dan conditioner. Lebih lengkapnya, kandungan sampo yang beredar di pasar kini umumnya adalah, pertama, bahan pembersih, umumnya berupa sistem surfaktan. Kadang selain surfaktan, ditambahkan pula sedikit booster busa untuk mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan adalah surfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat), natrium lauril sulfat, dan senyawa amonium.
Kedua, bahan conditioner, biasanya digunakan bahan berupa surfaktan kationik, seperti olealkonium klorida, distearildimonium klorida, dan isostearil etildimonium etosulfat.
Ketiga, bahan aditif fungsional, termasuk di dalamnya bahan yang dapat mengontrol viskositas sampo. Dapat dibayangkan apabila sampo terlalu encer, sampo akan sukar dipakai, demikian pula jika sampo, misalnya, sekental pasta gigi. Bahan yang umum digunakan adalah surfaktan amfoterik, seperti kokamidopropil betain atau kokamidopropil hidroksisultain. Aditif lain adalah pengontrol pH, agar sampo mempunyai pH antara 3,5 dan 4,5.
Keempat, pengawet. Sampo tanpa pengawet akan merupakan tempat ideal bagi berkembangnya berbagai jenis bakteri. Hal ini akan membuat produknya cepat rusak dan dapat membahayakan kesehatan. Pengawet yang umum digunakan adalah natrium benzoat, paraben, tetranatrium EDTA.
Kelima, bahan aditif estetik, termasuk di dalamnya pewarna, parfum yang membuat sampo enak dipakai.
Keenam, bahan-bahan aktif medis, misalnya beberapa sampo mengandung seng piritionin yang dapat mengobati ketombe, atau pantenol yang penting untuk pertumbuhan rambut dan yang meningkatkan kelembaban rambut.
Keunikan "2 in 1"
Ketika pertama kali ditemukan pada tahun 1986, sampo 2 in 1 menjadi topik perdebatan yang sengit di kalangan ilmuwan. Pasalnya, kimiawan sebelum tahun 1980-an percaya penuh bahwa tidak mungkin mencampurkan bahan pembersih dan conditioner, seperti disebut di atas pembersihnya adalah surfaktan anionik, sedangkan conditoner-nya adalah surfaktan kationik.
Namun, beberapa orang, terutama di perusahaan Procter & Gamble, berhasil melakukannya dengan menambahkan bahan khusus, yakni suatu senyawa karbon dari silikon (yakni silicone, sejenis yang dipakai dalam kosmetik dan jangan dikacaukan dengan unsur silikon).
Bahan kondisioner yang bermuatan positif akan tertarik ke rambut yang bermuatan negatif (mengenai rambut yang bermuatan listrik tentu sudah kita kenal, inilah yang menyebabkan mengapa sisir plastik pun dapat diberi muatan apabila digunakan untuk menyisir rambut kering). Akibatnya, rambut akan menjadi netral sehingga tolak-menolak antarhelai rambut akan berkurang, dan kesan beterbangan pun berkurang.
Conditioner juga membantu sisik rambut (seperti yang tampak sebagai garis-garis di penampang luar lihat Gambar 1) melekat di permukaan rambut sehingga rambut menjadi mulus. Hal ini membuat rambut menjadi kemilau dan tampak lebih hidup. Selain itu, rambut yang diberi conditioner akan lebih mudah disisir, baik saat basah maupun kering, dan lebih lembut.
Jelas, dengan pemakaian conditioner, bahan conditioner akan tertinggal di rambut. Namun, jangan kawatir, tidak akan terjadi penumpukan conditioner di rambut. Sebab, ketika kita pakai sampo lagi, conditioner yang lama akan terangkat.
Sumber : Kompas