Setiap tahunnya Amerika melepaskan lebih dari 1,6 juta metrik ton gas-gas rumah kaca penyerap panas ke atmosfer. Dari jumlah ini, kira-kira 81 persennya berasal dari pembakaran bahan bakar, seperti minyak bumi, batubara dan gas alam.
Sejauh ini pemerintah Amerika telah memfokuskan pada penguranganan emisi sebagai jalan keluar untuk mengurangi tingkat CO2 di atmosfer. Tapi sekarang Departemen Energi Amerika sedang menyelidiki kemungkinan dilakukannya pengasingan karbon, yaitu pembuangan CO2 yang telah dihasilkan. Ide untuk mengasingkan karbon ini bukanlah ide baru, tetapi Departemen Energi Amerika baru mulai memikirkannya secara serius. Tahun ini Departemen Energi Amerika mengeluarkan biaya sebanyak 29 juta dolar Amerika untuk mempelajari prosesnya.
Pada tahun 2000, sebuah proyek yang sangat berambisi dan sedang diperdebatkan adalah usul Percobaan Pembuangan CO2 ke Lautan. Di dalam proyek ini, para ilmuwan akan mengambil CO2 yang dihasilkan tanaman dalam jumlah besar dan mengubahnya menjadi cairan. Mereka lalu akan memompa 40 sampai 60 ton cairan tersebut ke dalam dasar lautan di bawah pesisir Hawaii. Karena dirancang untuk memperkecil pengaruhnya pada lingkungan, percobaan ini akan dijalankan pada kedalaman 3000 kaki di bawah laut dan akan dijalankan sekitar 40 jam dalam waktu 2 minggu.
Apakah cara lain yang dapat kita lakukan untuk membuang semua CO2 yang tidak diingini lagi? Ada beberapa kemungkinan: menyalurkan CO2 dengan pipa ke dalam ladang minyak. Ini akan membantu mendapatkan minyak dengan membuatnya menjadi sedikit/jarang dan menyebabkan gumpalan-gumpalan kecil ini untuk membesar dan saling bergabung. Teknik yang serupa sudah digunakan untuk mendapatkan minyak, tetapi menggunakan sesedikit mungkin CO2. Dalam masalah ini tujuannya adalah untuk menyuntikkan sebanyak mungkin CO2.
Menyuntikkan CO2 ke dalam lapisan batubara yang terlalu dalam untuk ditambang. Molekul metan menempel pada batubara, tetapi molekul CO2 melepaskannya dan menggantikannya. Jika teknik ini bekerja, pembuangan CO2 akan menghasilkan sebuah sumber gas alam yang baru.
Memompa CO2 ke bawah tanah. Amerika sangat kaya akan endapan air asin yang tidak layak untuk diminum. CO2 dapat disuntikkan dengan kedalaman 2000 kaki atau lebih di bawah endapan ini. Jika terbungkus di dalam batu, secara teori gas ini akan tetap di bawah tanah selamanya.
Beberapa kelompok pecinta lingkungan keberatan dengan pengasingan karbon di atas tanah, karena itu akan tidak mendukung penggunaan bahan bakar dari fosil dengan seefisien mungkin and penggunaan sumber-sumber energi alternatif. Tanggapan Departemen Energi Amerika adalah bahwa mereka akan terus mendorong perusahaan-perusahaan and para pemakai untuk menemukan cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Tetapi menambah langkah tambahan untuk menghilangkan emisi yang sudah ada mungkin diperlukan, untuk mencapai tujuan kualitas udara yang baik dalam jangka panjang.
Semua metode ini harus dipelajari lebih mendalam, dan bisa menghabiskan waktu puluhan tahun sebelum dapat diterapkan di lingkungan. Rintangan yang paling utama adalah biaya, khususnya biaya untuk mengambil CO2 dari cerobong asap. Pemerintah Amerika berharap untuk mengembangkan sebuah proses yang hanya akan menambah tagihan listrik pada pemakai tidak lebih dari 2 sampai 5 persen.
(diterjemahkan oleh Shirley Deborah)